Tuesday, 24 February 2015

SEKILAS BATU MULIA INDONESIA

Contoh batu permata setengah mulia (semi precious stone) 
Foto: Koleksi Sujatmiko













Batu mulia adalah segala jenis batuan, mineral, dan bahan alam lainnya termasuk beberapa jenis bahan organik, yang setelah diproses dengan sentuhan teknologi, memiliki keindahan dan ketahanan yang mencukupi untuk dijadikan sebagai batu permata. Seperti halnya istilah diamond yang mencakup intan sebagai bahan mentah dan berlian setelah intan itu diproses menjadi batu permata, maka pengertian batu mulia yang bahasa Inggrisnya gemstone mencakup segala bahan mentah yang dapat diproses menjadi batu permata. Dalam cakupan batu permata tersebut dikenal istilah batu permata mulia atau precious stone untuk bahan yang kekerasannya melebihi 7 skala Mohs, seperti intan, mirah delima, safir, zamrud; dan batu permata setengah mulia atau semi-precious stone untuk bahan yang kekerasannya tidak melebihi 7 skala Mohs, misalnya, mineral keluarga kuarsa, giok, prehnit, dan rodonit.
Hal ini perlu diketahui mengingat tidak sedikit kalangan masyarakat dan instansi terkait yang menganggap batu mulia Indonesia identik dengan bahan batu permata mulia atau precious stones padahal sebagian besar adalah bahan semi precious stone. Selain batu mulia, dikenal juga istilah batu hias atau ornament stone yang sifatnya sebagian besar tidak tembus cahaya dan nilainya tidak setinggi batu mulia, seperti antara lain: serpentin, batu gamping, marmer, andesit, basalt, dan granit.

Belakangan ini batu mulia Indonesia mulai mendapat tempat di hati masyarakat. Perkembangan yang menggembirakan ini tidak lepas dari sejarah panjang keberadaan dan potensi batu mulia di wilayah negara kita.
Kerajinan Batu Mulia di Indonesia
Batu Mulia-38
Contoh batu permata mulia / precious stone. Foto: Koleksi Sujatmiko.
Kerajinan batu mulia di Indonesia mulai muncul untuk pertama kalinya di Sukabumi Jawa Barat sekitar tahun 1920. Pengrajinnya yang pada waktu itu hanya 2 orang saja kemudian berkembang sampai lebih dari 1.000 orang sebelum krisis moneter tahun 1998, ketika banyak pesanan diterima dari luar negeri. Para pengrajin Sukabumi inilah yang kemudian hijrah dan mengembangkan keterampilannya ke kota-kota besar di Indonesia, bahkan hingga ke Singapura dan Malaysia. Produk kerajinan Sukabumi berupa batu cincin dan sejenisnya banyak dipasarkan di Mekah dan Madinah.
Di Garut Selatan, Jawa Barat, adanya potensi batu hijau (krisopras) diketahui sejak 1972. Walaupun demikian, pengrajinnya baru muncul setelah pada 1989, Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Pajajaran bekerja sama dengan Masyarakat Batu Mulia Indonesia mengadakan serangkaian penyuluhan di Pendopo Kabupaten Garut dan Kecamatan Bungbulang. Perkembangannya kurang begitu baik karena masyarakat setempat lebih memilih untuk menjual bahan mentah dari pada membuat produk jadi.
Sejak 1990, dalam upaya mengembangkan industri kerajinan batu mulia di tanah air, Departemen Perindustrian dan Perdagangan serta beberapa instansi pemerintah pada waktu itu berinisiatif mensponsori program pelatihan dan pengadaan mesin pemrosesan batu mulia untuk para pengrajin dari beberapa provinsi dan kabupaten di Indonesia. Namun, karena kurang konsistensinya pembinaan dan bebasnya ekspor bahan mentah, maka sampai saat ini, industri kerajinan batu mulia di Indonesia kurang berkembang sebagaimana yang diharapkan. 
Batu Mulia-39
Peta keterdapatan beragam jenis batu mulia unggulan di Indonesia.
Potensi Batu Mulia Indonesia
Dari hasil inventarisasi Masyarakat Batu Mulia Indonesia selama dua dasawarsa terakhir, terungkap bahwa potensi batu mulia terdapat hampir di seluruh provinsi di Indonesia, dari Nangroe Aceh Darussalam sampai Papua. Hal tersebut sangat erat kaitannya dengan peristiwa tektonik dan vulkanik yang terusmenerus melanda kepulauan Indonesia, sejak zaman Silur, sekitar 410 juta tahun yang lalu (tyl), sampai saat ini. Dalam peristiwa tersebut, magma dari perut bumi menerobos naik ke permukaan bumi sambil mengendapkan beragam jenis mineral dan batu mulia di rongga-rongga atau rekahan-rekahan batuan yang dijumpai di sepanjang perjalanannya. 
Batu Mulia 028
Seri prangko batu mulia Indonesia.
Beberapa provinsi yang dikenal mengandung potensi batu mulia antara lain: Nangroe Aceh Darussalam (giok nefrit, fluorit, aventurin, kuarsa merah jambu, serpentin, kristal kuarsa, idokras), Sumatra Barat (kecubung ungu, garnet, serpentin, idokras), Riau (intan), Jambi (koral tersilisifikasi, fosil kayu), Sumatra Selatan (kalsedon biru, kecubung aleksandrit, fosil kayu), Lampung (beragam jenis akik, amber), Banten (opal, geode, akik, fosil kayu), Jawa Barat (krisokola, krisopras, opal biru, kalsedon ungu, batu pancawarna, “batu sabun”), Jawa Tengah (giok Jawa, heliotrop, tektit ), Jawa Timur (karnelian, kalsedon, geode). Batu mulia juga terdapat di provinsinya lainnya, yaitu: di Sulawesi Tenggara (krisopras, opal hijau), Maluku Utara (krisokola kuarsa, jasper, kalsedon, karnelian), Kalimantan Selatan (intan, prehnit, rodonit akik, tektit), Kalimantan Tengah (kecubung ungu, kuarsa asap, sitrin, kristal kuarsa), dan Sulawesi Tengah (serpentin, jasper).
Batu Mulia-40
Kumpulan beberapa jenis batu mulia Indonesia.
Untuk mengabadikan kekayaan batu mulia Indonesia tersebut, maka Divisi Filateli PT Pos Indonesia selama periode 1997 sampai 2001 telah menerbitkan 24 jenis batu mulia Indonesia dalam prangko seri batu mulia. Kesemua model prangko batu mulia itu diambil koleksi batu mulia penulis.
Batu Mulia-41
Beberapa contoh prangko batu mulia Indonesia
Penutup
Perkembangan batu mulia Indonesia sejak setahun terakhir ini menunjukkan perkembangan yang sangat menggembirakan menyusul publikasi dan promosi yang dilancarkan secara luas dan terusmenerus oleh Majalah Gemstone yang terbit sebulan sekali sejak Oktober 2013. Beragam jenis batu mulia, baik temuan lama ataupun temuan baru, ditampilkan di majalah berwarna tersebut berikut tokoh-tokoh terkem
uka batu mulia Indonesia, seperti misalnya krisopras Ohen dan pancawarna Edong dari Garut (Jawa Barat), opal dari Banten, jasper hijau dari Klawing Purbalingga (Jawa Tengah), akik Kladen dari Pacitan (Jawa Timur), kalsedon biru dari Baturaja (Sumatra Selatan), idokras/batu Sungai Dareh dari Solok Selatan (Sumatra Barat), kuarsa krisokola/batu Bacan dari Pulau Kasiruta (Maluku Utara). Selain dari itu, beberapa kali pameran batu mulia telah dan akan digelar berikut kontes batu mulia Indonesia dari beberapa jenis dan kategori.
Secara menakjubkan animo masyarakat batu mulia tumbuh berkembang ke seluruh pelosok tanah air. Batu mulia digandrungi oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan strata. Dengan perkembangan yang sangat di luar dugaan ini diharapkan batu mulia Indonesia memegang peranan penting dalam upaya memperluas lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semoga!

Penulis adalah ahli geologi dan penggiat batu mulia Indonesia Oleh: Sujatmiko
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com