Friday, 29 May 2015

Batu Akik NTT Go International

Jonga Saragih Kolector batu akik asal NTT
Desa Nian, Kecamatan Miomafo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), menyimpan 386 jenis batu akik yang disebut sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia.

Hal itu disampaikan Jonga Saragih (44), kolektor batu akik asal Kefamenanu, TTU.
Menurut pria yang berasal dari Sumatra Utara yang sudah 15 tahun tinggal di Kabupaten TTU ini, potensi batu akik di TTU sangat menjanjikan.

Alhasil, pada Juli 2015 mendatang, Jonga akan membawa semua jenis batu itu untuk dipamerkan di Jakarta.
“Saya ini pecinta batu akik sejak awal tahun 1990. Saya sudah keliling Indonesia bahkan sampai India dan China untuk mencari batu akik. Tapi bagi saya, batu akik asli Desa Nian, Kecamatan Miomafo Tengah TTU ini punya kualitas terbaik di Indonesia," kata Jonga, ketika ditemui Kompas.com di kediamannya, Minggu (24/5/2015).


Jonga mengaku sudah menyimpan lebih dari 1.000 batu akik berbagai jenis lengkap dengan cincinnya.
Dia mengatakan, dari 386 jenis batu akik asli Nian yang disimpannya saat ini, baik itu berupa bongkahan atau yang sudah diolah jadi, terdapat sejumlah nama batu akik yang tren saat ini.
Beberapa di antaranya adalah serat nanas, kuda laut, kelepek daun, panca warna, mani gajah, ikan lumba-lumba, yin dan yang, sarang tawon, pandan kristal, kecubung air, giok timor, bacan timor, sulaiman, solar, junjung drajat, tapak jalak, dan safir.

Menurut Jonga Saragih, banyak bongkahan batu akik asal Nian itu yang dalam beberapa tahun terakhir dibawa keluar ke sejumlah daerah dan kota-kota besar di Indonesia dengan harga jual yang sangat murah.
Hal itu tentu tidak sebanding dengan kualitas batu akik Nian yang sangat tinggi.
Karena itu dirinya Jonga Saragih kemudian merangkul beberapa orang pemuda asal Kefamenanu.
Kemudian, dia pun membeli sebuah mesin pemotong dan pemoles batu akik seharga Rp19 juta, serta membentuk wadah yang dinamakan “Rawa Bening Timore”.

Hasil olah batu akik mulai dari bongkahan yang telah diproduksinya dengan baik dan benar itu kini telah disimpan di rumahnya.

Malahan, Jonga berencana akan mengikuti kontes batu akik internasional di Singapura dan Malaysia  Oktober 2015 mendatang dengan membawa 10.000 batu akik.
Selama ini, kata Jonga Saragih, pencinta batu akik hanya mengenal panca warna dan bacan saja.
Menurut dia, itu disebabkan sudah dipromotori oleh orang-orang berpengaruh dan sudah disertifikasi oleh Badan Geologi.

“Kalau batu akik asal Nian ini sudah mendapat sertifikasi dari Badan Geologi dan disponsori oleh orang orang besar dan berpengaruh, maka saya berani bertarung dan katakan bahwa batu akik asal Nian akan kalahkan panca warna dan bacan, serta safir,” kata Jonga Saragih.
Dengan keunggulan batu akik yang dimiliki ini, Jonga Saragih berharap Pemerintah Daerah Kabupaten TTU bisa proaktif memberdayakan masyarakat.

Misalnya, dengan membentuk wadah khusus batu akik sehingga tingkat perekonomian warga bisa meningkat. Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere. Tribunnews.com
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com