Korban tewas kebanyakan merupakan pekerja konstruksi, orang tua atau tunawisma.
Pihak berwenang mengatakan korban terbanyak terdapat di negara bagian Andhra Pradesh yang berada di Selatan India, dimana hampir 900 orang tewas sejak udara panas, menerjang pada 18 Mei 2015.
Sementara di negara bagian tetangga, Telangana, di mana suhu mencapai 48
derajat Celsius selama akhir pekan, korban tewas mencapai 200 orang.
Sebelas orang dikonfirmasi tewas di negara bagian barat Orissa, dan 13 orang lainnya di wilayah Timur negara bagian Bengal Barat.
Udara panas juga menyebabkan aspal jalan di kota New Delhi meleleh, menambah penderitaan bagi ribuan orang yang hidup di jalan-jalan ibukota negara India tersebut, dengan sedikit perlindungan dari panas matahari.
Brahma Prakash Yadav, Direktur Departemen Meteorologi India, mengatakan suhu di ibukota akan tetap berada di sekitar 45 derajat Celsius (113 Fahrenheit) yang dimana menjadi patokan nasional untuk gelombang panas.
"Suhu maksimum tidak akan jatuh secara substansial. Namun, pertolongan besar bisa diharapkan terjadi pada 2 Juni karena ada indikasi akan turunnya hujan," ujarnya, seperti dikutip dari Asiaone.com.
Rumah sakit di negara-negara bagian yang paling parah terkena dampak berada dalam keadaan siaga untuk menolong korban udara panas, dan menyarankan masyarakat untuk tinggal di dalam bangunan dan banyak meminum air. Asiaone.com